Laporan Praktikum ke-5 Hari/Tanggal: 2 Desember 2014
Mata Kuliah: Mikrobiologi Terapan Tempat Praktikum: Lab.TIP
Paralel : 04 Asisten: Taufik
Hidayat (1210612034)
PERHITUNGAN
KOLONI
Lestari Refis Tanjung
1310611080
FAKULTAS
PETERNAKAN
JURUSAN
ILMU PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
2014
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Bakteri merupakan mikro uniseluler.
Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang
fotosintetik dan reproduks iaseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar
luas di alam, di dalam tanah,di atmosfer, di dalam endapan-endapan lumpur, di
dalam lumpur laut, dalamair, pada sumber air panas, di daerah antartika, dalam
tubuh manusia, hewan,dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan
sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan
tingkat kesuburan tanah. Pengamatan bakteri dapat dilakukan secara individual,
satu per satu,maupun secara kelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan
di dalam medium yang tidak cair, maka akan terjadi suatu kelompok yang
dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk
tersebut merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu.
Bakteri adalah makhluk hidup yang sangat
kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran
bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologi biasanya digunakan satuan mikron
(diberi simbolhuruf µ m), sEperti misalnya pada pengukuran virus. Selayaknya
mahluk hidup, bakteri juga memiliki karakteristik. Baik dari bentuk,
ukuran, warna elevansi dan margin. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan.
Mulai dari yang paling sederhana dengan tingkat keakuratan yang rendah,sampai
dengan yang menggunakan teknologi maju dengan tingkat keakuratan yang sangat
tinggi. Pada praktikum mikrobiologi ini, pembiakan bakteri dilakukan
untuk mempelajari yang diteliti sehingga dapat dihitung menggunakan metode
sederhana. Selain itu, penentukan jumlah bakteri yang ada pada
bahan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak bakteri yang
ada pada daerah pengambilan sampel.
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami cara
menghitung koloni dari bakteri
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa
cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yangterdapat pada bahan
pemeriksaan, yaitu :.Cara Penghitungan pada Lempeng Pembiakan (Plate
Count)Dalam hal ini pun bahan pemeriksaan jika perlu harus diencerknuntuk
menghindarkan jumlah koloni terlalu banyak sehingga tidak dapatdihitung. Hasil
hitungan yang dapat diandalkan adalah antara 30-300 koloni pada tiap
lempeng pembiakan.2. Cara Menghitung Langsung (Metode Kaca Objek)Dengan cara
ini yang terhitung adalah baik bakteri hidup maupunmati, sehingga dengaan cara
ini tidak diketahui berapa jumlah bakteri hidup,tetapi pengerjaannya lebih
cepat.a. Metode Bilik Hitung b. Metode Breed3. Metode Ukur KekeruhanMetode
ini menggunakan tabung-tabung dengan suspensi dari berbagai derajat
kekeruhan (menurut Brown).4. Metode Turbidimetri dan NefelometriPada metode ini
penghitungan didasarkan pada kenyataan bahwasuatu populasi atau kelompok
sel-sel dalam medium cair menyerap ataumenyebarkan cahaya yang sebanding dengan
derajat kekeruhan medium itu.5. Jumlah Perkiraan TerdekatJumlah perkiraan
terdekat pada penghitungan bakteri didasarkan atasasumsi bahwa bakteri tersebar
normal dalam medium cair, yang berarti biladiambil berulang-ulang sampel dengan
takaran yang sama dari suatu sumber dapat diharapkan mengandung jumlah rata-rata
yang sama, biarpun antarasampel yang satu sedikit lebih atau kurang daripada
yang lain
Standar Plate Count (SPC) merupakan suatu standar yang
digunakan untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi. SPC menjelaskan cara
menghitung koloni yang tumbuh pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk
menentukan jumlah koloni.
A. Metode TPC (Hitungan Cawan)
Metode hitungan cawan didasrkan pasa anggapan bahwa setiap
sel yang dapat hidup akan berkembang biak menjadisatu koloni. Jadi jumlah koloni
yang muncul pada cawan mengandung indeks bagi jumlah mikroorganisme yang dapat
terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini adalah
mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah
inkubasi, jumlah masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan
statistic, cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni adalah yang mengandung
antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui
sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung
koloni dalam jumlah yang memenuhi persyaratan tersebut, harus dilakukan
sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam
sampel asal ditentukan dengan menggunakn jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan :
Faktor pengenceran
= Pengenceran x Jumlah yang di tanam
Jumlah koloni
=
Jumlah yang di tanam x Faktor pengenceran
B. Metode MPN
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji
kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi
sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
coliform: berbentuk batang, Gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3.
Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai
MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Metode
hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu
Metode tuang (pour plate) Metode permukaan (surface / spread plate) Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30 – 300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal untuk memudahkan perhitungan. Cara menghitung koloni pada cawan adalah
Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 sampai 300. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Sedangkan data SPC harus mengikuti peraturan sebagai berikut Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih besar dari 300 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2, yang digunakan adalaha rata-ratanya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil terkecil.
Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi syarat diantara 30 dan 300. Pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri berarti pengenceran rendah, oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang diambil. (Dwijoseputro, 2005).
Metode tuang (pour plate) Metode permukaan (surface / spread plate) Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30 – 300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal untuk memudahkan perhitungan. Cara menghitung koloni pada cawan adalah
Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 sampai 300. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Sedangkan data SPC harus mengikuti peraturan sebagai berikut Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dibelakang koma dan angkan kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih besar dari 300 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2, yang digunakan adalaha rata-ratanya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil terkecil.
Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi syarat diantara 30 dan 300. Pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri berarti pengenceran rendah, oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang diambil. (Dwijoseputro, 2005).
Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang
memilki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan
sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di
permukaan medium adalah (Dwidjoseputro, 1978), Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya
serupa suatu titik, namun ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang tidak rata. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 1978).
Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang tidak rata. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya kasar dan tidak rata. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro, 1978).
Kisaran
hitung seperti yang sampai saat ini diketahui bahwa kisaran yang paling tepat
dalam menghitung koloni pada cawan adalah 30-300 koloni/cawan atau 25-250 koloni/cawan.
Permulaan penentuan kisaran ini berawal dari seorang mikrobiologiwan bernama
Nersser (1895) yang menyimpulkan bahwa hitungan cawan yang paling baik adalah
cawan yang memiliki 10.000 koloni/cawan yang perhitungannya dilakukan dengan
mikroskop pada perbesaran rendah.
Medium Acidified Potato Dextrose Agar (APDA) Pembuatan medium yang dilakukan oleh
manusia dapat berupa medium cair dan medium padat. Dahulu orang menggunakan
kentang yang dipotong-potong untuk medium (Dwidjoseputro, 2005). Suatu penemuan
yang lebih baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit
agar-agar. Setelah medium disterilisasikan, kemudian dibiarkan mendingin,
diperoleh medium padat yang dapat ditanami mikroorganisme (Dwiloka, 2000).
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroorganisme.
APDA dibuat untuk menumbuhkan jamur. Hal itu karena jamur membutuhkan medium
yang mengandung karbohidrat, dan pada medium APDA ini terdapat kentang (sumber
karbohidrat) sebagai media yang cocok untuk menumbuhkan jamur. APDA (Acidified
Potato Dextrose Agar) yaitu digunakan untuk kultivasi dan identifikasi jamur
sehingga mempermudah dalam morfologinya (Irianto, 2006).
Aquades
Air merupakan zat yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
keadaan standart. Memiliki nama IUPAC Dihydrogen monoxide, Oxidane dan memiliki
rumus molekul H2O. Sifat fisik dan sifat kimia air diantaranya adalah massa
molar 18.01528(33) g mol-1, densitas 1000 kg m-3, liquid (4 °C),917 kg m-3,
titik leleh 0 °C, 32 °F ( 273.15 K ), titik didih 100 °C, 212 °F ( 373.15 K),
bentuk molekul hexagonal, viskositas 0.001Pa saat 20 °C, momen dipol 1.85 D,
dan kelarutan dalam air larut dalam berbagai perbandingan (Anonim.2013)
Colony counter adalah
suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel
secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Pada mulanya diperuntukkan untuk
menghitung sel darah. Memiliki
garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber
tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di
atas chamber floor. Penghitungan konsentrasi sel ini bergantung pada volume di bawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar
berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25
kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001
ml (Strober, 2001).
MATERI DAN METODE
Materi
Dalam praktikum perhitungan koloni bahan yang digunakan
yaitu aquades, air kotor dan PDA. Sedangkan alat yang digunakan yaitu testup,
cawan pertridis, pipet tetes dan lup untuk menghitung koloni.
Metode
Sediakan
semua bahan yang akan digunakan yaitu 6 buah testup, air kotor, aquades dan
pipet tetes. Lakukan terlebih dahulu dengan memasukkan aquades ke dalam testup
sebanyak 9 ml aquades pada masing-masing testup. kemudian teteskan sebanyak 1
ml air kotor kedalam testup yang pertama saja, dan kemudian dihomogenkan.
Setelah homogen selanjutnya ambil sebanyak 1 ml air kotor yang telah
dihomogenkan pada testup pertama tadi ke dalam testup yang kedua, kemudian di
homogenkan kembali dan diambil kembali sebanyak 1 ml dari testup yang ke 2 ke
testup yang ke 3. Begitu seterusnya sampai pada testup yang keenam. Pada testup
yang kelima dan keenam diambil sebagai sampel praktikum perhitungan koloni,
ambil sebanyak 1 ml air pada testup kelima dan keenam masukkan ke dalam cawan
Petridis kemudian beri label dan tunggu selama 1 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Cawan petridis
|
waktu
|
Jumlah koloni
|
10-5
|
1 hari
|
31
|
10-6
|
1 hari
|
34
|
Pembahasan
Setelah
melaksanakan praktikum pengenceran, pada praktikum kali ini dilakukan prosedur
pengamatan karakteristik koloni yang tumbuh pada cawan petri yang telah
diinkubasi sebelumny selama 1 hari. Ukuran seperti titik kecil berwarna putih
jumlahnya pada masing-masing cawan 10-5 dan 10-6 sebagai
sampel perhitungan koloni yang diambil dalam praktikum ini berjumlah 31 dan 34. Kisaran hitung seperti yang sampai saat ini diketahui
bahwa kisaran yang paling tepat dalam menghitung koloni pada cawan adalah
30-300 koloni/ cawan atau 25-250 koloni/cawan. Permulaan penentuan kisaran ini
berawal dari seorang mikrobiologiwan bernama Nersser (1895) yang menyimpulkan
bahwa hitungan cawan yang paling baik adalah cawan yang memiliki 10.000
koloni/cawan yang perhitungannya dilakukan dengan mikroskop pada perbesaran
rendah bentuknya bulat halus dan bewarna putih. Warna.
Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan. Kepekatan. Ada
koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering (Dwidjoseputro,
1978). Pengamatan dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau lup. Dengan
menggunakan lup, maka koloni akan nampak lebih jelas. Pengamatan ini tetap
dilakukan di dekan api bunsen agar terhindar dari kontaminasi bakteri lain
yangada di udara. Setalah dilakukan penggamatan dan penggambaran karakteristik
dari bakteri tersebut,dilakukan penghitungan jumlah koloni dari bakteri yang
tumbuh pada masing - masing cawan.Akan tetapi, perhitungan dengan metode
hitungan cawan ini belum dapat memberi data yang akurat. Mengingat bahwa metode
hitungan cawan ini memiliki kelemahan-kelemahan hasil perhitungan tidak
menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang
berdekatan, mungkin membentuk satu kolon.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan koloni pada cawan
Petridis pada testup kelima 10-5 dan pada cawan Petridis dari testup keenam
10-6 adalah 31 dan 34 koloni. Koloni pada cawan Petridis berwarna putih dan
berbentuk halus kecil-kecil. Perhitungan dengan menggunakan PDA yang dicampur
dengan aquades dan kotoran dihomogenkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.”Perhitungan
Jumlah Bakteri”.httpwww.scribd.comdoc135885742
perhitungan-jumlah-bakteri=htm.(4
Juni 2013).
Bown.1989,Dasar-Dasar Mikrobiologi JilidII.Jakarta:Universitas
Indonesia press.
Dwidjoseputro,
D,2005.” Dasar dasar mikrobiologi”.
Jakarta: Djambatan.
Dwidjoseputro,
D,1978.” Dasar dasar mikrobiologi”.
Jakarta: Djambatan
Fardiaz
.1989.Mikrobiologi Dalam Praktek. Makassar
: UMM Press.
Gobel.2008.
“Mikroba”.Jakarta : PT. Gramedia
Irianto
.2006.”Perhitungan Mikroba”.Surabaya:Gramedia.
Jimmo.2013.”Perhitungan
Pertumbuhan Mikroba”.Malang:Universitas Brawijaya.
Strober,
Lud.2007.Mikrobiologi Umum.
LAMPIRAN
Pada
cawan Petridis 10-5 mendapatkan koloni sebanyak 34 koloni
·
Sel relatifnya/CFU,s per ml
adalah :
Menggunakan
metode pour: koloni = 34, Fp= 1/10-5SP= 1 ml
CFU,s
per ml adalah = jumlah koloni x faktor
pengenceran
= 34 x 10-5 CFU,s/ 1 ml
= 3.400.000 CFU,s/ 1 ml
= 34 x 10-5 CFU,s/
ml = 3,4 x 10-6 CFU,s/
ml
Pada
cawan Petridis 10-6 mendapatkan koloni sebanyak 34 koloni
·
Sel relatifnya/CFU,s per ml
adalah :
Menggunakan
metode pour: koloni = 31, Fp= 1/10-6SP= 1 ml
CFU,s
per ml adalah = jumlah koloni x faktor
pengenceran
= 31 x 10-6 CFU,s/ 1 ml
= 3.100.000 CFU,s/ 1 ml
= 31 x 10-6 CFU,s/
ml = 3,1 x 10-7 CFU,s/
ml
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar